Obat-obatan terlarang tidak boleh digunakan sembarangan karena efeknya yang perlu dikontrol dengan ketat. Sayangnya, penyalahgunaan obat-obat ini masih jadi permasalahan global. Banyak orang-orang tidak bertanggung jawab masih memiliki akses untuk menjual, membeli, dan mendistribusikan hingga sampai ke tangan pengguna yang tidak memahami risikonya.
Berbagai macam obat-obatan terlarang memiliki efek khusus pada otak. Obat-obatan tersebut mengintervensi bagaimana neuron-neuron mengirim, menerima, dan memproses sinyal.
Akibat efeknya langsung pada otak, obat-obatan terlarang sering dijadikan ‘pelarian’, disalahgunakan untuk melepas penat atau meningkatkan produktivitas. Menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis tidak terkontrol bisa menimbulkan euforia atau perasaan bahagia.
Walau penjelasannya belum dipahami secara pasti, kemungkinan besar sensasi menyenangkan tersebut muncul dari reaksi kimia yang memberikan sinyal lebih pada neurotransmitter di bagian neuron pengontrol rasa bahagia (ganglia). Maka akan timbul ketergantungan karena tubuh merasa membutuhkan reaksi tersebut setelah menggunakan obat terlarang.
Walau efeknya terasa menyenangkan, hal ini hanya sementara. Obat-obatan tersebut tidak didesain untuk dikonsumsi terus-menerus, karena berdampak langsung pada otak dan saraf. Sehingga, pnggunaan obat terlarang secara tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan kerusakan otak.
Penggunaan obat-obatan terlarang dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan neurologis yang merusak kinerja otak. Cedera atau kerusakan otak akibat obat-obatan terlarang ada yang bisa disembuhkan, tetapi banyak pula yang sulit untuk ditangani.
Menurut American Addiction Centers, beberapa jenis dampak negatif pada otak akibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti:
Anhedonia
Ketidakmampuan untuk merasakan kegembiraan, nikmat, dan perasaan-perasaan menyenangkan. Anhedonia seringkali disebabkan kecanduan kokain atau amfetamin
Hallucinogen Persisting Perception Disorder (HPPD)
HPPD adalah kondisi ketika terus-menerus merasakan kilas balik, seolah tengah berada di situasi saat mengonsumsi obat terlarang seperti LSD atau pil ekstasi (MDMA)
Hipoksia
Overdosis obat-obatan bisa mengakibatkan komplikasi neurologis fatal yang memicu hipoksia, atau kekurangan oksigen pada otak.
Jika pengguna obat terlarang selamat dari overdosis, bisa mengalami hipoksia cedera otak yang memicu stroke, kelainan saraf, kelainan daya ingat, dan berbagai komplikasi neurologis lainnya.