Waspadai Hemofilia pada Perempuan

Hemofilia dikenal sebagai penyakit kelainan pembekuan darah yang lebih sering menyerang laki-laki. Namun, perempuan juga bisa mengalami hemofilia, meskipun kasusnya lebih jarang. Kondisi ini sering tidak terdiagnosis dengan tepat karena gejalanya yang ringan atau menyerupai masalah menstruasi biasa.

Hemofilia terjadi karena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII (hemofilia A) atau faktor IX (hemofilia B). Pada perempuan, kondisi ini biasanya terjadi jika mereka mewarisi gen pembawa (carrier) dari orang tua. Sebagian perempuan carrier dapat menunjukkan gejala hemofilia, terutama jika kadar faktor pembekuan dalam tubuhnya tergolong rendah.

Gejala dan Diagnosis Hemofilia pada Perempuan

Perempuan dengan hemofilia bisa mengalami:

  • Menstruasi yang sangat deras dan berlangsung lama (menorrhagia)
  • Mudah memar meski tanpa benturan berat
  • Mimisan atau gusi berdarah tanpa sebab jelas
  • Perdarahan berkepanjangan setelah prosedur medis (misalnya cabut gigi atau operasi)
  • Nyeri sendi atau bengkak akibat perdarahan internal

Karena gejala ini sering dianggap normal atau tidak terkait dengan gangguan pembekuan darah, banyak perempuan tidak menyadari bahwa mereka mengidap hemofilia. Maka diperlukan diagnosis dengan pemeriksaan oleh tenaga medis profesional.

Diagnosis hemofilia pada perempuan memerlukan pemeriksaan kadar faktor pembekuan darah. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan hemofilia, penting untuk melakukan skrining sejak dini, terutama jika mengalami gejala perdarahan yang tidak wajar.

Keterlambatan diagnosis dapat berdampak serius, terutama jika perempuan tersebut menjalani prosedur medis atau melahirkan tanpa persiapan khusus. Perempuan dengan hemofilia juga berisiko mengalami perdarahan pasca persalinan yang berat.

Penanganan Hemofilia

Penanganan hemofilia bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan. Perawatan bisa mencakup:

  • Pemberian faktor pembekuan darah untuk menghentikan atau mencegah perdarahan
  • Terapi hormon atau kontrasepsi untuk mengurangi perdarahan menstruasi berat
  • Obat antifibrinolitik seperti asam traneksamat untuk memperlambat proses penguraian bekuan darah

Selain itu, penting bagi pasien untuk menghindari obat yang dapat memperparah perdarahan seperti aspirin dan NSAID, serta rutin memeriksakan diri ke dokter hematologi.

Waspadai tanda-tandanya dan jangan ragu untuk memeriksakan diri jika memiliki riwayat keluarga hemofilia atau mengalami perdarahan yang tidak wajar. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu perempuan dengan hemofilia menjalani hidup yang sehat dan produktif.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *