Setiap orangtua tentu mengharapkan anak yang lahir sehat dan sempurna. Namun risiko adanya masalah saat kelahiran bayi seperti komplikasi hingga cacat lahir bawaan tidak bisa diabaikan. Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat secara keseluruhan, dari 33 kelahiran ditemukan 1 kasus bayi lahir cacat. Sedangkan di Indonesia, dari 5.000.000 kelahiran bayi, 295.000 ditemukan kondisi cacat bawaan.
Kasus-kasus cacat bawaan pada bayi yang ditemukan sejak kelahiran antara lain kelainan jantung bawaan, kaki bengkok (clubfoot), bibir sumbing, kelainan tulang belakang, dan down syndrome. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan anak nantinya, baik secara fisik maupun mental. Bahkan beberapa kondisi cacat lahir juga bisa mengancam nyawa bayi. Namun kasus cacat bawaan pada bayi sebenarnya bisa dilacak sejak kehamilan dengan pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan rutin kehamilan atau pemeriksaan prenatal penting dilakukan untuk memastikan ibu hamil dan janin sehat selama proses kehamilan. Sejak tanda awal kehamilan muncul, sebaiknya calon ibu segera melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada risiko masalah kehamilan yang perlu diwaspadai sejak dini. Salah satu fungsi penting pemeriksaan dan perawatan prenatal adalah pencegahan dari berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko bayi lahir cacat.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan menyeluruh, bahkan tes darah dan uji laboratorium untuk menemukan apakah ada risiko kelainan yang dibawa secara genetik. Pada usia kehamilan tertentu akan dilakukan tes-tes khusus termasuk USG untuk mengawasi perkembangan dan pertumbuhan janin. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan sejak awal dipercaya berbagai penelitian memiliki kaitan erat untuk mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Saat pemeriksaan inilah dokter akan mengedukasi calon ibu, memberikan langkah-langkah pencegahan masalah kehamilan. Contohnya meresepkan vitamin dan suplemen, memberi saran, serta pengawasan pada kondisi ibu maupun janin. Vitamin prenatal yang dianjurkan dokter seperti asam folat terbukti mampu mengurangi cacat lahir parah, seperti masalah perkembangan otak dan tulang belakang. Selain itu dengan pemeriksaan USG, perkembangan fisik bayi bisa diawasi dengan lebih baik.
Selain mendapatkan pemeriksaan perkembangan bayi, berkonsultasi rutin dengan dokter selama kehamilan juga memberikan edukasi kesehatan fisik dan mental untuk ibu hamil. Kesehatan ibu hamil sangat penting, sebab kesehatan ibu berkaitan erat dengan perkembangan optimal bayi dalam kandungan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pemeriksaan kehamilan dilakukan teratur sejak minggu-minggu awal, paling tidak pada 12 minggu pertama kehamilan. Kemudian pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu. Memasuki bulan HPL, pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap minggu. Semakin rutin pemeriksaan kehamilan dilakukan, maka langkah preventif kelahiran bayi dengan cacat bawaan semakin cepat diterapkan, semakin kecil pula risiko bayi lahir cacat.