Peningkatan kasus COVID-19 diikuti dengan peningkatan jumlah penderita pneumonia. Pneumonia adalah salah satu komplikasi berbahaya dari COVID-19 yang umum terjadi.
Apakah pneumonia itu?
Pneumonia adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru manusia terdiri dari kantung-kantung udara yang disebut alveolus yang terisi oleh udara ketika seseorang menarik napas. Namun, ketika seseorang memiliki pneumonia, alveolus terisi lendir dan cairan, hal ini menyebabkan orang tersebut mengalami kesulitan bernapas.
Beberapa virus, bakteri, dan jamur yang dapat menyebabkan pneumonia di antaranya adalah
- Streptococcus pneumoniae, yang paling umum menyebabkan pneumonia pada anak
- Haemophilus influenzaetipe b (Hib)
- Virus yang menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran napas
- Pneumocystis jiroveci, penyebab terbanyak kasus pneumonia, terutama pada anak yang penderita HIV.
Penularan pneumonia terjadi ketika seseorang menghirup droplet dari pengidap pneumonia. Droplet merupakan cipratan ketika seseorang batuk atau bersin. Namun, tidak semua penularan terjadi karena batuk atau bersin. Pada beberapa kasus, Pneumonia dapat menular melalui darah terutama beberapa waktu setelah anak dilahirkan.
Apakah pneumonia berbahaya?
Ya. Pneumonia adalah penyakit yang mematikan, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun (balita). Menurut data World Health Organization (WHO), 15% kematian balita di dunia disebabkan oleh pneumonia. Namun, pneumonia dapat dicegah. Penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, serta jamur ini dapat dicegah dengan imunisasi dan konsumsi gizi yang cukup.
Antibiotik dapat menyembuhkan pneumonia. Oleh sebab itu, jika mengalami gejala pneumonia, segera konsultasikan ke dokter. Gejala pneumona umumnya adalah demam, batuk kering atau batuk berdahak yang kental berwarna kuning/hijau atau batuk berdarah, sesak napas, menggigil dan berkeringat, dada terasa nyeri ketika menarik napas dan batuk, serta mual hingga muntah.
Bagaimana cara mencegah pneumonia?
Pencegahan pneumonia paling utama dapat dilakukan dengan vaksin pneumonia. Di Indonesia, vaksin pneumonia termasuk dalam imunisasi wajib anak yaitu vaksin DPT. Vaksin ini memberikan antibodi untuk melawan penyakit akibat bakteri pneumococcus. Vaksin terutama ditujukan pada anak di bawah 5 tahun dan lansia. Pada beberapa kasus, vaksin diberikan kepada pasien yang memiliki kondisi medis tertentu, tetapi vaksin tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui.
Selain vaksin, pencegahan pneumonia dilakukan dengan mengurangi faktor risiko di lingkungan. Beberapa keadaan lingkungan yang memperbesar kemungkinan seseorang terjangkit pneumonia di antaranya adalah, 1) sirkulasi udara dalam ruang yang terpolusi oleh asap dari masak atau pembakaran kayu, sampah dan lainnya, 2) rumah yang terlalu padat dan ramai, 3) tinggal bersama perokok aktif.
Pada anak, pneumonia dapat dicegah dengan memberikan ASI eksklusif dan MP ASI (Makanan Pendamping ASI). Gizi yang cukup merupakan cara untuk mencegah perkembangan penyakit pneumonia. Pastikan udara di rumah baik dan kurangi pembakaran di dalam rumah, jangan biarkan asap dari masakan atau pembakaran kayu dan sampah terjebak lama di dalam rumah.
Dapatkan penanganan kesehatan jika mengalami gejala pneumonia. Jika anak di bawah usia 5 tahun mengalami gejala pneumonia, segera dapatkan bantuan tenaga medis atau ke rumah sakit. Hubungi RS PHC Medan 061-694-1927 atau Klinik Pratama Krakatau 0812-6334-1400.