Rasa lapar dan haus adalah hal alami yang pasti dirasakan manusia. Saat mulai lapar, normalnya kita akan berusaha menghilangkannya dengan mengkonsumsi makanan atau minuman hingga merasa kenyang. Namun ada kondisi di mana seseorang mengalami gangguan makan (eating disorders).
Gangguan makan sendiri sebenarnya merupakan kondisi di mana kesehatan mental mengalami masalah, kemudian berdampak pada perilaku makan menjadi tidak normal. Biasanya gangguan makan juga disertai gangguan emosi.
Gangguan makan ini bermacam-macam jenisnya, bisa makan sangat sedikit, makan terlalu banyak, bahkan menolak makan sama sekali. Secara umum gangguan makan yang tidak ditangani bisa menyebabkan tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
Dampaknya tidak hanya pada kondisi kesehatan, tapi juga bisa mempengaruhi kualitas mental. Apabila terjadi dalam jangka panjang, kondisi ini dapat membahayakan organ tubuh seperti jantung, tulang, sistem pencernaan, bahkan dapat mengancam jiwa.
Gejala-gejala gangguan makan berbeda tergantung dari jenis kondisi yang dialami pengidap. Ada 3 gangguan makan yang sering terjadi berserta gejalanya masing-masing, yaitu:
1. Bulimia nervosa
Pengidapnya akan makan berlebihan tetapi kemudian akan memaksakan makanan yang sudah ditelan untuk dikeluarkan kembali. Bisa dengan memaksa muntah, olahraga berlebihan, hingga mengkonsumsi obat pencahar. Biasanya pengidap bulimia terobsesi menjaga berat badannya. Gejala bulimia antara lain keluhan sakit tenggorokan, kesehatan gigi dan mulut yang bermasalah (gigi rusak, gusi berdarah), dan gangguan siklus menstruasi pada wanita.
2. Anoreksia nervosa
Anoreksia ditandai dengan kondisi berat badan sangat rendah dan ketakutan berlebih jika berat badan bertambah. Pengidapnya kemudian membatasi asupan makan walau bentuk tubuhnya sudah sangat kurus. Gejala anoreksia seperti kulit kering, tubuh lemas, rambut rontok, serta tekanan darah rendah.
3. Binge eating disorder
Pengidap binge eating disorder cenderung makan cepat dengan porsi banyak walau tidak merasa lapar atau bahkan sudah kenyang. Pengidap binge eating disorder seringkali juga mengalami obesitas atau berat badan berlebih. Gejala binge eating disorder antara lain pengidap cenderung makan cepat, porsi makan banyak, dan bersembunyi saat makan karena merasa malu dilihat orang lain.
Tanda Bahaya dan Pemeriksaan Gangguan Makan
Gangguan makan paling rentan terjadi di usia remaja, karena cenderung lebih memperhatikan penampilan dan berada di fase emosi yang sering tidak stabil. Orang yang melakukan diet berlebihan juga lebih besar risikonya mengalami gangguan makan, apalagi jika tidak dikonsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Namun orang yang mengalami gangguan makan seringkali tidak merasa jika dirinya mengidap gangguan makan. Maka orang-orang di sekitar yang perlu lebih tanggap dalam mengenali gangguan makan pada kerabat terdekat. Perilaku yang bisa menjadi tanda bahaya adanya gangguan makan seperti:
- Konsumsi makan dalam jumlah sangat sedikit atau sangat banyak
- Mengeluhkan berat badan naik, khawatir pada berat dan bentuk badan
- Mengonsumsi obat pencahar atau suplemen-suplemen untuk menurunkan berat badan
- Sering menghindari makan bersama keluarga atau kerabat lainnya.
Diagnosis gangguan makan dilakukan oleh dokter atau psikiater. Nantinya saat pemeriksaan, dokter dan psikiater akan menanyakan gejala yang dialami serta riwayat penyakit. Akan dilakukan juga pemeriksaan menyeluruh pada fisik dan psikologis pasien.