Sedentary lifestyle atau gaya hidup sedentari seringkali kita dengar. Gaya hidup ini sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Terlebih setelah masa pandemi sebelumnya, kita sangat bergantung pada teknologi dan sangat minim aktivitas keluar rumah. Berbagai faktor ini kemudian menjadi pemicu seseorang semakin kurang gerak, hanya menghabiskan waktu dengan duduk atau berbaring seharian.
Gaya hidup sedentari merujuk pada kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur, di mana aktivitas fisik sangat minim dan menghasilkan sedikit kalori terbakar, kurang dari 1 metabolic equivalent.
Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan perilaku sedentari sebagai kegiatan duduk atau berbaring sepanjang hari di luar waktu tidur. Contohnya meliputi menonton TV dalam waktu lama, duduk berjam-jam di depan komputer, atau bahkan menggunakan kendaraan untuk jarak pendek yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Semua ini mencerminkan gaya hidup yang kurang aktif.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 60 – 85% di dunia berisiko telah menjalani gaya hidup sedentari. Kebanyakan mereka yang menjalani gaya hidup sedentari adalah penduduk negara maju dan berkembang. Bahkan diperkirakan 2 dari 3 anak di dunia terancam melakukan gaya hidup sedentari.
Dampak Buruk Gaya Hidup Sedentari
Ketika kita kurang gerak, hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan secara signifikan. Ketika kita tidak banyak bergerak, sirkulasi darah mernjadi buruk dan metabolisme tubuh terganggu. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memecah lemak dan gula, mengakibatkan peningkatan berat badan.
Gaya hidup sedentari bisa meningkatkan risiko kematian dini. Apalagi dipengaruhi berbagai faktor lainnya, seperti kebiasaan merokok dan pemilihan makanan tinggi gula dan garam. Beberapa dampak gaya hidup sedentari seperti:
- Meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular
- Meningkatkan risiko diabetes
- Gangguan kondisi tulang
- Meningkatkan risiko depresi
- Gangguan kognitif.
Bahayanya, mungkin kita tidak akan langsung merasakan dampak dari jarang bergerak. Namun makin lama, risiko makin tinggi hingga akhirnya kita terserang berbagai penyakit berbahaya tersebut.
Cegah gaya hidup sedentari dengan rutin beraktivitas fisik. Tidak perlu olahraga berat, kita bisa setidaknya berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan lainnya selama 30 menit per hari. Selain itu kita bisa menghindari gaya hidup sedentari dengan berdiri setiap 15-20 menit setelah duduk, serta mengurangi aktivitas di tempat tidur.