Tantrum adalah perilaku yang umum dialami oleh anak-anak prasekolah atau balita yang mengekspresikan kemarahan mereka dengan tindakan-tindakan tertentu, contohnya menangis, berteriak, dan melempar-lempar barang. Tantrum bersifat alamiah, terutama pada anak yang belum bisa menggunakan kata dalam mengungkapkan rasa frustrasi mereka. Umumnya anak mengalami tantrum karena belum memahami cara menghadapi emosi kuat.
Beberapa penyebab tantrum seperti rasa sakit, tidak nyaman, mengantuk, keinginannya terhalangi, orang tua salah merespons, merasa diserang atau dikritik, direbut mainannya atau bertemu dengan orang asing, serta hal-hal lainnya.
Tantrum bisa terjadi di mana saja, kadang bahkan terjadi di tempat umum, misalnya di supermarket, di mall, taman, atau kendaraan umum. Biasanya orangtua merasa gelisah dan bingung menghadapi anak yang tantrum di area publik. Bahkan tidak jarang orangtua ikut merasa frustrasi dan marah. Inilah yang harus dihindari ketika anak tantrum di publik.
Berikut cara-cara tepat untuk menghadapi anak yang tantrum di tempat umum:
1. Jangan Membentak atau Memarahi
Memarahi anak saat sedang tantrum justru akan memperparah tantrumnya. Apalagi jika orangtua memberikan hukuman, biasanya anak malah menangis lebih keras.
Lagipula memarahi anak juga tidak akan membuatnya menyadari jika tantrum adalah hal yang salah, sebab anak belum memahami cara meregulasi emosi yang tepat.
2. Bawa Anak ke Tempat Sepi
Jika memungkinkan, bawalah anak ke tempat sepi untuk menenangkan emosinya. Cara ini juga bisa dilakukan untuk menghindari anak membahayakan dirinya sendiri, seperti mendadak berbaring di tengah jalan.
3. Peluk Anak
Tenangkan anak dengan cara memeluknya, tapi jangan paksa anak untuk berhenti menangis. Tepuk dan belai punggungnya perlahan. Memeluk anak bisa memberikan rasa tenang dan aman. Biasanya anak jadi lebih tenang setelah dipeluk.
4. Jangan Sepelekan Perasaan Anak
Kadang anak tantrum karena hal yang menurut orang dewasa sepele, misalnya tidak boleh memakai sepatu kesukaan, merasa gerah, atau mainannya terjatuh. Namun untuk anak, hal ini mungkin sangat mengganggu.
Maka saat anak tantrum, hindari berkata “begini saja kok nangis?”. Validasi emosinya, cobalah memahami kenapa anak bisa tantrum.