Kerontokan rambut dapat terjadi karena berbagai faktor. Kita mungkin menyadarinya ketika menyisir rambut, atau saat menemukan bagian rambut di kepala yang tampak tipis. Walau tampaknya sepele, jika tidak ditangani maka kerontokan rambut bahkan bisa menyebabkan kebotakan. Namun untuk menemukan cara paling tepat mengatasi rambut rontok, kita perlu mengetahui apa penyebabnya.
Biasanya penyebab rambut rontok yang mudah disadari adalah masalah-masalah seperti ketombe, rambut kering setelah styling berlebihan, dan penggunaan produk-produk rambut yang kurang cocok.
Beberapa penyebab kerontokan rambut hingga terjadi kebotakan jarang disadari. Apa saja faktor pemicu tersebut?
1. Ketidakseimbangan Hormon
Pada perempuan, kebotakan dini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormon androgen, yaitu hormon laki-laki yang berlebih. Androgen dapat menyebabkan melemahnya folikel-folikel rambut, sehingga rambut mudah rontok. Kondisi ini bisa terjadi contohnya ketika seseorang mengonsumsi pil KB.
Sedangkan pada laki-laki, jenis hormon androgen bernama dihidrotestosteron (DHT) yang meningkat dapat melemahkan folikel rambut. Selain itu meningkatnya hormon androgen DHT ini menghentikan pertumbuhan rambut dan mengurangi kekuatan rambut.
2. Gangguan Kelenjar Tiroid
Ketika kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme) atau justru terlalu aktif (hipertiroidisme), dapat terjadi kerontokan rambut. Ini diakibatkan hormon yang tidak seimbang.
Kelenjar tiroid berfungsi memproduksi hormon-hormon yang meregulasi hampir seluruh fungsi tubuh. Ketika kerja kelenjar ini terganggu, maka hormon yang diproduksi pun tidak seimbang. Salah satu dampaknya adalah rambut rontok dan sulit untuk tumbuh kembali.
3. Trauma pada Tubuh
Saat tubuh mengalami kondisi yang memicu stres secara fisik, siklus natural pertumbuhan rambut dapat terganggu. Akibatnya, rambut akan mudah rontok. Bahkan kerontokan yang terjadi bisa cukup parah, hingga menjadi gumpalan saat kita menyisir rambut dengan jari.
Trauma yang dapat menyebabkan kondisi ini contohnya kecelakaan, operasi, luka bakar, dan penyakit kronis. Ketika tubuh mengalami syok dan stres, folikel rambut pun terdampak. Rambut juga bisa rontok saat kita mengalami demam tinggi.
4. Stres
Kondisi mental pun memengaruhi kerontokan rambut. Ketika kita merasa stres, misalnya karena menghadapi masalah berat, cemas karena mengetahui mengidap penyakit tertentu, 70% folikel rambut akan mengalami fase telogen. Fase telogen adalah fase di mana folikel beristirahat, sehingga rambut mudah rontok dan sulit tumbuh kembali. Kondisi ini disebut telogen effluvium.
Rambut rontok akibat stres berat biasanya mulai dirasakan dalam kurun waktu 3-6 bulan setelah kita mengalami stres. Namun jika stres berhasil dikurangi, kerontokan rambut juga akan berkurang.
5. Kekurangan Nutrisi
Defesiensi atau kekurangan vitamin dan mineral dapat menyebabkan rambut rontok, serta menghambat pertumbuhan rambut. Ketika kita kekurangan nutrisi, sel-sel tubuh pun tidak bisa bekerja dengan optimal. Termasuk sel-sel yang bertugas memperbaiki tubuh dan mengatur pertumbuhan rambut.
Kurangnya vitamin dan mineral dapat mengganggu keseimbangan kinerja tubuh. Selain berdampak pada kesehatan, defesiensi nutrisi juga menimbulkan kerontokan pada rambut.
6. Konsumsi Obat Tertentu
Beberapa jenis obat-obatan yang dikonsumsi ternyata dapat menyebabkan rambut rontok. Jenis-jenis obat tersebut antara lain pengencer darah, obat kontrasepsi oral, obat-obatan depresi, antiinflamasi, penghambat saluran kalsium dan beta, serta obat-obatan untuk kemoterapi. Selain itu konsumsi vitamin A berlebih dan minum obat dengan kandungan vitamin A seperti retinoid juga dapat memicu rambut rontok.
Jika rambut rontok disebabkan oleh obat-obatan, ketika kita berhenti mengonsumsi obat tersebut, kerontokan akan berhenti dengan sendirinya.
Rambut rontok yang parah tentu mengkhawatirkan. Sebaiknya jika rambut rontok semakin mengganggu bahkan mulai menimbulkan kebotakan, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.