Henti jantung mendadak adalah gangguan kelistrikan dalam irama detak jantung yang bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Di Amerika Serikat, sebanyak 350 ribu kematian terjadi akibat henti jantung mendadak setiap tahun. Adapun menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, terdapat 300-350 ribu insiden henti jantung mendadak di Indonesia per tahun.
Henti jantung mendadak berbeda dengan serangan jantung. Henti jantung membuat tubuh tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya karena gangguan aliran darah dari jantung yang membawa oksigen. Terutama otak. Walhasil, orang yang terkena henti jantung bisa langsung kolaps dan napasnya terhenti dalam waktu sekejap.
Sedangkan serangan jantung terjadi akibat penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah di sekitar jantung. Aliran darah menjadi terganggu akibat blokade tersebut. Orang yang mengalami serangan jantung pada umumnya masih sanggup bernapas dan tetap sadar. Dalam kasus yang ringan, orang itu bisa melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Namun serangan jantung bisa pula memicu henti jantung mendadak.
Henti jantung mendadak adalah masalah kesehatan yang serius, tapi ada sejumlah cara pencegahan yang direkomendasikan para dokter spesialis jantung. Pencegahan ini berkaitan erat dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat.
1. Tidak merokok
Merokok dapat menyebabkan sederet masalah kesehatan, tapi banyak penggemarnya. Menurut sejumlah penelitian, kebiasaan merokok yang ringan saja berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat henti jantung mendadak, terutama pada perempuan. Risiko kematian melonjak 8 persen untuk setiap 5 tahun kebiasaan merokok. Namun untuk menurunkan risiko menjadi sama dengan non-perokok, orang harus berhenti merokok dulu selama 15-20 tahun.
Itu sebabnya sebaiknya menghindari rokok bila ingin mencegah henti jantung mendadak. Bila perlu, ikuti terapi khusus untuk berhenti merokok. Mintalah dukungan dari orang-orang di sekitar agar berhasil menjauhkan bahaya rokok.
2. Menjaga berat badan ideal
Para peneliti di Harvard Medical School, Amerika Serikat, menemukan dalam risetnya bahwa menjaga berat badan ideal adalah salah satu cara meminimalkan risiko henti jantung mendadak. Berat badan berlebih bisa menjadi awal akumulasi risiko henti jantung. Namun upaya mengurangi berat badan di kemudian hari tak bisa menghapus sepenuhnya risiko tersebut.
Masalah berat badan menjadi salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam insiden henti jantung mendadak pada kalangan anak muda. Maka sebaiknya atur pola makan dan pastikan mendapat asupan gizi seimbang agar bobot senantiasa ideal dan terhindar dari masalah jantung.
3. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam
Masih berhubungan dengan poin berat badan, konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam juga meningkatkan risiko henti jantung mendadak. Makanan tanpa garam memang kurang sedap. Makanan berlemak pun cenderung lezat.
Namun, guna mencegah henti jantung mendadak, hindari konsumsi kedua bahan pangan itu secara berlebihan. Satu sendok teh garam sudah cukup sehari. Bagi yang punya faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, maksimal konsumsi separuhnya. Itu takaran ideal demi menjaga jantung tetap sehat.
4. Olahraga teratur
Olahraga terkenal punya segudang manfaat kesehatan, tak cuma mencegah henti jantung mendadak. Tak perlu daftar jadi anggota pusat kebugaran, cukup jalan santai beberapa menit tiap hari untuk memelihara kesehatan jantung. Hari ini mungkin cuma 10 menit, besok 20 menit, lusa 30 menit, dan seterusnya sesuai dengan kemampuan.
Tapi jenis olahraga yang direkomendasikan secara khusus untuk kesehatan jantung adalah aerobik, latihan ketahanan tubuh, serta latihan keseimbangan dan fleksibilitas. Dengan olahraga itu, kita bisa membakar kalori, mengusir lemak jahat, serta melenyapkan pemicu risiko henti jantung mendadak yang lain.