Penyakit anemia memang bukan penyakit langka. Selama ini mungkin kita sering mendengar jika anemia adalah penyakit kekurangan darah. Faktanya, anemia adalah kelainan darah di mana darah tidak mampu mengalirkan oksigen secara optimal ke seluruh tubuh.
Kondisi ini terjadi akibat kurangnya sel darah merah dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap anemia, atau adanya kondisi abnormal pada hemoglobin (sel darah merah) sehingga tidak bisa berfungsi secara optimal.
Namun kita perlu waspada, karena ada jenis anemia aplastik yang berbeda dari anemia biasa (anemia hemolitik).
Apa Itu Anemia Aplastik?
Anemia aplastik merupakan kondisi saat sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Anemia aplastik kemungkinan juga mengganggu produksi sel-sel darah lainnya. Bahkan, anemia jenis ini berisiko menyebabkan berhentinya produksi sel darah putih dan trombosit. Tentunya kondisi ini sangat berbahaya.
Anemia aplastik adalah kondisi langka atau jarang ditemukan kasusnya. Walau begitu, anemia aplastik perlu diwaspadai karena tetap bisa dialami oleh semua orang. Penyakit ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Inherited Aplastic Anemia: anemia aplastik yang terjadi karena faktor keturunan atau kerusakan gen
- Acquired Aplastic Anemia: anemia aplastik yang terjadi karena faktor-faktor lainnya, biasanya dialami oleh pasien penyakit autoimun
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya anemia aplastik pada seseorang adalah:
- Penyakit autoimun, atau penyakit-penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah
- Pernah atau sedang menjalani terapi dengan obat keras, contohnya kemoterapi atau Terapi ini berisiko menyebabkan kerusakan pada sel sehat
- Konsumsi antibiotik jenis tertentu
- Terinfeksi virus, seperti HIV dan hepatitis
- Terpapar bahan kimia terus Beberapa bahan kimia yang meningkatkan risiko anemia aplastik contohnya pestisida dan benzene
- Menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat kehamilan
Gejala dan Diagnosis Anemia Aplastik
Anemia aplastik dapat memengaruhi fungsi setiap jenis darah, yaitu leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, trombosit untuk pembekuan darah, dan eritrosit untuk penyaluran oksigen ke seluruh tubuh. Hal tersebut menyebabkan gejala anemia aplastik bervariasi pada setiap pengidapnya.
Beberapa gejala umumnya seperti:
- Lemas
- Pucat
- Demam
- Sakit kepala atau pusing
- Sesak napas
- Mudah memar
- Mudah infeksi
- Jantung berdebar-debar
Maka untuk diagnosis anemia aplastik dibutuhkan pemeriksaan menyeluruh seperti observasi oleh dokter, pemeriksaan fisik, wawancara, tes laboratorium, dan prosedur biopsi. Dari rangkaian tes inilah baru bisa ditentukan apakah seseorang mengidap anemia aplastik atau tidak. Dari diagnosis tersebut, pengobatan akan dilakukan disesuakian dengan kondisi pasien.