Waspadai Risiko Serangan Jantung di Kantor

Penyakit jantung di era modern ini tak hanya mengancam mereka yang telah lanjut usia. Mengalami serangan jantung di usia produktif perlu diwaspadai. Pada usia produktif, mayoritas fokus berkarier dan tanpa sadar meningkatkan risiko penyakit jantung dengan kultur serta gaya hidup tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menemukan kaitan panjangnya jam kerja dengan risiko penyakit stroke hingga penyakit jantung iskemik.

 

Sekitar 9% populasi global terbiasa memiliki jam kerja panjang. Jam kerja lebih panjang ini tak hanya terkait pengaturan shift, tetapi juga kebiasaan pekerja usia produktif memilih untuk lembur atau tanpa sadar bekerja tanpa istirahat karena lingkungan kerja yang workaholic. Jam kerja panjang yang zaman sekarang dipandang sebagai bentuk produktivitas sayangnya berisiko buruk pada kesehatan. Penelitian tahun 2016 silam menemukan jika jam kerja yang panjang (55 jam per minggu) meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung hingga 42%. Sedangkan risiko stroke meningkat hingga 19%.

 

Risiko serangan jantung ini dikaitkan dengan gaya hidup pekerja kantoran yang tanpa sadar mengancam kesehatan, terutama mereka yang bekerja lebih banyak di depan komputer. Duduk berjam-jam menyelesaikan pekerjaan menggunakan perangkat teknologi mengakibatkan individu kurang bergerak. Ditambah jam kerja yang panjang dan pola makan kurang baik, situasi ini menyebabkan seseorang tanpa sadar menjalani gaya hidup sedentari. Gaya hidup sedentari dikaitkan dengan berbagai risiko masalah kesehatan, seperti obesitas, stroke, dan serangan jantung.

 

Pekerjaan saat ini yang tinggi stress juga meningkatkan risiko masalah jantung. Seringkali stress menyebabkan seseorang kesulitan beristirahat dan mengancam kesehatan jantung. Akibatnya, risiko serangan jantung pada pekerja semakin tinggi. Apalagi serangan jantung bisa terjadi kapan saja, dengan tanda-tanda yang sering salah diartikan sebagai kelelahan biasa.

 

Napas yang memendek disertai rasa tidak nyaman di dada adalah tanda umum serangan jantung yang lebih mudah diwaspadai. Sedangkan tanda-tanda serangan jantung yang kerap disalahartikan adalah merasa lemas, kepala seperti melayang, lalu nyeri di beberapa bagian seperti rahang, punggung, leher, kedua lengan, serta bahu. Jika mengalami gejala ini, segera hubungi tenaga medis profesional.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *