Difteri adalah infeksi bakteri parah yang biasanya menyerang membran mukosa atau selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Penyakit ini termasuk penyakit menular. Umumnya difteri ditularkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka.
Setelah terinfeksi difteri, pengidapnya akan mengalami gangguan pernapasan. Namun difteri juga bisa menyerang kulit. Difteri bisa menyerang segala usia. Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin, tetapi kasus difteri sendiri masih ditemui di Indonesia.
Difteri bisa diatasi dengan obat-obatan. Hal yang perlu diwaspadai adalah jika pasien difteri telat mendapatkan penanganan. Difteri bisa semakin parah bahkan menyebabkan masalah serius pada hati, ginjal, dan sistem saraf. Penyakit ini memiliki risiko mengancam jiwa, terutama pada anak-anak.
Difteri paling rentan menulari mereka yang belum divaksinasi, baik anak-anak maupun orang dewasa. Risiko penularan difteri juga lebih tinggi di lingkungan yang memiliki sanitasi buruk.
Penyebab Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri ini akan berkembang dan semakin bertambah jumlahnya terutama di area tenggorokan atau kulit.
Biasanya penularan bakteri penyebab difteri terjadi melalui:
● Terhirupnya cairan saluran pernapasan (droplet). Saat kita bersin atau batuk, droplet keluar dari hidung dan mulut. Droplet bisa membawa bakteri maupun virus yang berada di saluran pernapasan. Droplet yang terbang di udara berisiko terhirup orang lain, kemudian terjadilah penularan difteri
● Menyentuh barang yang terkontaminasi bakteri difteri. Kadang penularan terjadi setelah seseorang menyentuh barang milik pengidap difteri. Misalnya tidak sengaja menyentuh tisu atau handuk bekas pasien difteri
● Menyentuh luka pasien difteri, karena difteri juga bisa menginfeksi kulit, saat seseorang menyentuh luka terbuka pasien difteri maka berisiko terjadi penularan.
Seseorang yang telah terinfeksi difteri tetap bisa berisiko menularkan walau tidak mengalami gejala. Penularan ini terutama rentan pada mereka yang belum mendapatkan vaksin difteri.
Gejala Difteri
Gejala difteri biasanya muncul 2-5 hari setelah seseorang terinfeksi. Beberapa gejalanya seperti:
● Muncul lapisan mukosa tebal berwarna abu-abu yang menyelimuti tenggorokan dan tosnil
● Sakit tenggorokan
● Pembengkakkan pada kelenjar getah bening di leher
● Sulit bernapas
● Hidung berair
● Demam dan menggigil
● Mudah lelah
Tidak semua orang yang terinfeksi difteri mengalami gejala-gejala ini. Pada beberapa kasus, seseorang dapat terinfeksi bakteri tetapi tidak merasakan gejala serius bahkan tidak merasakan gejala sama sekali.
Selain gejala pada saluran pernapasan, difteri yang menginfeksi kulit juga bisa menimbulkan gejala seperti:
● Nyeri di area yang terinfeksi
● Timbul kemerahan
● Bengkak
● Timbul luka basah yang diselimuti selaput abu-abu.
Difteri bisa ditangani dengan pemberian antibiotik. Jika muncul gejala-gejala seperti yang telah disebutkan atau dikhawatirkan telah berkontak dengan pasien difteri, segera periksakan diri ke dokter. Terutama jika Anda atau anak Anda belum mendapatkan vaksinasi difteri.